Rabu, Januari 28, 2009

Bermain bersama


Seorang anak merupakan sebuah anugerah
Saat hamil banyak hal yang mencemaskan,
bagaimana nanti saat dia lahir,
lengkapkah, sempurnakah..?


Saat teknologi sudah sedemikian canggih, kami memutuskan
untuk tidak mencoba USG 3 dimensi,
karena USG yang selama ini sudah dilakukan sudah lebih dari cukup untuk memantau perkembangannya

Ternyata, itu harus dibayar mahal, karena suamiku saat kandunganku berumur 7 bulan, masuk rumah sakit. Salah satu pemicunya adalah perasaan kuatir yang amat sangat.
Apalagi dia sering membaca, bayi prematur, bayi yang lahir kurang lengkap, dan membaca berita-berita lain seputar kelahiran bayi.

Kini, my baby telah mengalami perkembangan yang cukup membuatku terkejut. Maklumlah, baru putri pertama anak kedua (kakaknya meninggal di kandungan). Sekarang usianya sudah menginjak 1 tahun 7 bulan. Ia sudah berjalan dan sekarang belajar berbicara. Untuk berkomunikasi ringan ia sudah bisa.
" Nala, ayo minum susu.." sejurus kemudian dia mengambil botol susunya.
Duh senangnya......

Dia juga mulai senang diajak bermain petak umpet. Aku ingat betul kemarin Sabtu (24 Januari) kupanggil namanya sambil bersembunyi. Senangnya hatiku, dia mencari sumber suara. Dan ketika aku mengatakan "baaa..." dia tertawa lepas dan berlari....

Senangnya .....tertawa lepasnya membuatku sejenak terlupa pada masalah-masalahku.

Memang, kuakui aku bukan sosok bunda yang baik, yang selalu berada disampingnya. Aku juga bukan sosok seorang yang keibuan. Namun, kusadari satu hal... aku bersyukur mempunyai putri yang cantik dan cerdas.

Label: